Pendugaan Erosi di Wilayah Tengah DAS Welang Kabupaten Pasuruan
Abstract
DAS Welang dengan luasan 522.89 hektar melewati wilayah administrasi Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan dan Kota Pasuruan. Sejak terjadinya banjir pada tahun 2013 akibat meluapnya sungai Welang bagian hulu, DAS Welang dimasukkan ke dalam DAS kritis dan prioritas . Faktor penyebab banjir ialah meningkatnya penduduk di area bantaran sungai Welang dan eksploitasi sumber daya alam seperti pembalakan hutan yang berakibat tanah rentan terhadap erosi dan longsor sehingga berdampak pada bagian hilir. Pendugaan besarnya nilai erosi dibutuhkan dalam upaya menekan luasan tanah ter erosi.. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah pendugaan erosi dengan menggunakan model perhitungan Universal Soil Loss Equation (USLE). Penelitian ini dilakukan di 5 satuan penggunan lahan yaitu sawah irigasi, tegalan, hutan, sawah tadah hujan, dan kebun campuran. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan lahan pada wilayah tengah DAS Welang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pendugaan erosi di daerah wilayah tengah DAS Welang memiliki nilai terkecil sebesar 0.03 ton/ha/thn pada penggunaan lahan tegalan Purwodadi dan nilai terbesar sebesar 41.97 ton/ha/thn pada penggunaan lahan Kebun Campuran Purwosari. Nilai TBE dominan sangat ringan dan ringan dengan Indeks Erosi rendah.
Key words : Erosi, USLE, DAS, DAS WelangFull Text:
PDFReferences
Abdurachman, A. 1989. Rainfall Erosivity and Soil Erodibility in Indonesia: Estimation and Variation with Time. Thesis Doctor. Faculty of Agricultural Sciences. Ghent. Belgium
Andriyani, I., S. Wahyuningsih dan M. D. Karim, 2019. Prediksi Laju Sedimentasi dan Erosi di Sub DAS Kemuning Menggunakan Rainfall Simulator. AgriTECH, 39(3), 179. https://doi.org/10.22146/agritech.41507
Anggraini, L. R., A. T .Agus, Y. S Novianti, E. Mulyono, dan Y. Yuliyanto. 2019. Indeks Bahaya Erosi Pada Lahan Reklamasi. Jurnal GEOSAPTA, 5(2), 141. https://doi.org/10.20527/jg.v5i2.5804
Arsyad S. 2010. Konservasi Tanah dan Air. Bogor (ID): IPB.
Basuki, T. M., dan W. W. Wijaya. 2016. Comparison of Soil Loss from Prediction Using Universal Soil Loss Equation with Direct Measurement from Sediment Yield in Keduang Sub- Watershed. In Proceedings of International Conference Of Indonesia Forestry Researchers III- 2015 (pp. 318–328).
Hammer,W. I. 1981. Soil Conservation Consultant Report Center for Soil Research, Bogor, Indonesia.
Isma, F., M. Purwandito dan Z. Ardhyan. 2019. Estimasi Erosi Dan Sedimentasi Lahan Pada Das Langsa Berbasis Sistem Informasi Geografis (Sig). Teras Jurnal, 9(1), 29–41.
Isnawati, Neni, Listyarini dan Endang. 2018. Hubungan antara kemantapan agregat dengan konduktifitas hidraulik jenuh tanah pada berbagai penggunaan lahan di Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon, Malang. J Tanah Dan Sumberdaya Lahan, 5(1), 785–791.
Kartika, I., I. Indarto, M. Pudjojono dan Ahmad, H. (2016). Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi Pada Level Sub-DAS: Studi Pada Dua DAS Identik. Jurnal Agroteknologi, 10(01).
Kemenhut. 2013b. Petunjuk Teknis Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis. Jakarta: Kementrian Kehutanan.
Maroeto. 2018. Model Pengelolaan Lahan Kritis Melalui Pendekatan Sistem Dinamik Untuk Pertanian Berkelanjutan Di Daerah Aliran Sungai (Das) Welang, Kabupaten Pasuruan. [Universitas Sebelas Maret]. Https://Digilib.Uns.Ac.Id/Dokumen/Detail/71850/Model-Pengelolaan-Lahan-Kritis-Melalui-Pendekatan-Sistem-Dinamik-Untuk-Pertanian-Berkelanjutan-Di-Daerah-Aliran-Sungai-Das-Welang-Kabupaten-Pasuruan
Ningsih W, W. 2015. Studi Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Hidrograf Aliran Das Welang Hulu.
Nurhawaidah, A., A. Tjoneng, I. Hasan. 2019. Arahan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Berdasarkan Indeks Bahaya Erosi (Ibe) Sub Das Pitu Riase Kabupaten Sidrap. AGROTEK: Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian, 3(1), 24–39. https://doi.org/10.33096/agr.v3i1.70
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.61 /Menhut-II/2014. (2014). Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Purwantara, S., dan M. Nursa’ban. 2012. Pengukuran Tingkat Bahaya Bencana Erosi Di Kecamatan Kokap. Jurnal Geomedia, 10(1), 111–128.
Sulistyo, B. 2011. Pengaruh Erosivitas Hujan Yang Diperoleh Dari Rumus Yang Berbeda Terhadap Pemodelan Erosi Berbasis Raster (Studi Kasus Di Das Merawu, Banjarnegara, Jawa Tengah). Agritech, 31(3), 250–259.
Suryanto, S., dan W. Wawan 2017. Pengaruh Kemiringan Lahan dan Mucuna bracteata terhadap Aliran permukaan dan Erosi di PT Perkebunan Nusantara V Kebun Lubuk Dalam. JOM FAPERTA, 4.
Wischmeier, W. H., dan D. Smith. 1978. Predicting rainfall erosion losses: a guide to conservation planning. USDA Agriculture Handbook No. 537.
Yusuf, S. M., K. Murtilaksono dan D. M. Lawaswati. 2020. Pemetaan sebaran erosi tanah prediksi melalui integrasi model USLE ke dalam Sistem Informasi Geografis. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and Environmental Management), 10(4), 594–606. https://doi.org/10.29244/jpsl.10.4
DOI: http://dx.doi.org/10.25077/jsolum.20.1.11-19.2023
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License.